Peluang berbeda dengan nasib. Dua orang yang
memiliki peluang sama belum tentu nasibnya sama. Banyak faktor yang menjadi
penentu keberhasilan, ada faktor dibawah kendali dan ada faktor diluar kendali.
Teori sederhana mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat kecerdasan intelektual
seseorang, semakin tinggi pula peluang mencapai keberhasilan. Akan tetapi
kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang yang memiliki IQ sangat tinggi justru
bekerja dibawah perusahaan yang dipimpin oleh orang yang IQ-nya sedang-sedang saja.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kecerdasan emosional lebih signifikan
menentukan keberhasilan dibandingkan IQ. mengapa? karena hukum logika tidak
selamanya relevan dengan problem solving.
Carut marut masalah sering tidak mengikuti prinsip – prinsip logika, oleh
karena itu dibutuhkan pendekatan lain. Nabi Muhammad memberikan kita kiat
meraih kesuksesan di dalam hidup kita. Salah satu hadis menyebutkan, Ightanim khomsan qobla khomsin, Rebutlah
lima peluang sebelum datangnya lima hambatan.
Pertama, Hayataka
qobla mautika, mumpung masih
hidup sebelum mati, pergunakanlah umur itu seproduktif mungkin, karena hanya
ketika hidup orang bisa berinvestasi untuk kebahagiaan akhirat nanti. Jika
orang sudah mati maka produktifitasnya habis, selain tiga perkara. amal jariah,
ilmu yang bermanfaat dan doa anak saleh. Maka mumpung masih hidup, perbanyak
amal jariah, yakni amal yang kemanfaatannya berumur panjang dan dimanfaatkan
oleh orang banyak, misalnya bikin jembatan, jalan, gedung sekolah, masjid,
rumah sakit. Ajarkan ilmu pengetahuan yang anda miliki
kepada orang lain, maka selagi ilmu anda diamalkan, anda masih tetap dapat
pahalanya, dan didiklah anak anda hingga menjadi anak saleh, karena hanya doa
anak saleh yang dijamin diterima Allah.
Kedua, Syababaka
qobla haramika. Mumpung masih muda , sebelum tua. gunakan masa muda untuk
belajar dan bekerja keras, karena belajar diwaktu muda seperti orang melukis
diatas batu, tidak mudah hilang, sedangkan belajar diwaktu tua apalagi setelah
pikun, seperti melukis diatas air, langsung lupa. Juga bekerja keraslah di usia
muda untuk menabung, agar di usia tua nanti tinggal menikmati buah dari tanaman ketika masih muda. Orang, ketika sudah pikun, ia
kembali lemah sepeti anak-anak, kembali bodoh seperti ketika belum sekolah
Ketiga, Shihhataka
qobla saqamika. Mumpung masih sehat, sebelum sakit. Sehat bukan saja
kenikmatan, tetapi juga peluang. Dalam kondisi sehat orang bisa mengerjakan
banyak hal, bisa mengatasi banyak hambatan, bisa mengumpulkan cadangan untuk
jika sewaktu-waktu sakit. Sehat itu satu kenikmatan yang jarang disadari, baru
setelah sakit orang menyadari betapa bermaknanya sehat.
Keempat,
Ghinaka qobla faqrika. Mumpung masih punya, masih kaya, belum bangkrut,
gunakan kekayaan anda untuk hal-hal yang positif bagi orang banyak, keluarga,
tetangga atau masyarakat luas, karena jika anda keburu bangkrut anda tidak lagi
mampu memberi, dan baru menyadari betapa bermaknanya kontribusi orang kaya.
Ciri orang kaya adalah sudah tidak punya kebutuhan dan
memiliki kemampuan untuk memberi. Jika orang sudah pegang banyak tetapi
kebutuhannya malah lebih banyak sehingga ia tidak mampu memberi malah mengambil
jatah orang miskin, maka orang seperti itu bukanlah orang kaya. Oleh karena itu
ada orang kaya harta miskin hati, dan ada orang yang miskin harta tapi kaya
hati. Orang yang kaya hati, punya lima ribu upiah masih bisa memberi empat ribu
rupiah. Ayo mumpung masih kaya.
Kelima, .Sa`atika
qobla dloiqika. Mumpung masih punya kelapangan , belum terhimpit kesempitan
, mumpung sempat belum sempit, gunakan kesempatan itu untuk melakukan hal yang
terbaik. Kesempatan sering tidak datang dua kali, jangan sia-siakan kesempatan.
Jangan salah pilih dan salah mengambil keputusan ketika kesempatan terbuka.
Banyak orang menggunakan kesempatan dalam kesempitan yang berujung pada
penyesalan yang panjang, hanya nikmat sesaat berujung pada derita selamanya.
0 Komentar